Ringkasan Materi BAB 8. Ilmu Pengetahuan, Teknologi Dan
Kemiskinan
ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI DAN KEMISKINAN
Judul "Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Kemiskinan"
memberi petunjuk adanya sesuatu yang intern, mungkin permasalahannya ialah
adanya kontinuitas dan perubahan, harmoni atau disharmoni. Tidak mustahil
ketiga masalah ini akan melihat masa lampau atau masa depan yang penuh dengan
ketidakpastian dan dapat melibatkan perdebatan semantika.
Keperluan sekarang adalah pengetahuan ilmiah yang harus
ditingkatkan karena pengetahuan, perbuatan, ilmu dan etika makin saling
bertautan. Berulang kali harus diambil keputusan dalam menerapkan secara
praktis pengetahuan ilmiah. Ilmu pengetahuan, teknologi dan kemiskinan
merupakan bagian-bagian yang tidak dapat dibebaskan dan dipisahkan dari suatu
sistem yang berinteraksi, interelasi, interdependensi dan ramifikasi
(percabangannya).
1) ILMU PENGETAHUAN
Di kalangan ilmuwan ada keseragaman pendapat, bahwa ilmu itu
selalu tersusun dari pengetahuan secara teratur, yang diperoleh dengan pangkal
tumpuan (objek) tertentu dengan sistematis, metodis, rasional/logis, empiris,
umum dan akumulatis. Pengertian pengetahuan sebagai istilah filsafat tidaklah
sederhana karena bermacam-macam pandangan dan teori (epistemologi), di
antaranya pandangan Aristoteles, bahwa pengetahuan merupakan
pengetahuan yang dapat diinderai dan dapat merangsang budi. Menurut Decades ilmu
pengetahuan merupakan serba budi. Bacon dan David Home diartikan
sebagai pengalaman indera dan batin. Immanuel Kant mengartikan
pengetahuan merupakan persatuan antara budi dan pengalaman. Teori
Phyroo mengatakan bahwa tidak ada kepastian dalam pengetahuan.
Untuk membuktikan apakah isi pengetahuan itu benar, perlu
berpangkal pada teori-teori kebenaran pengetahuan. Banyak teori dan pendapat
tentang pengetahuan dan kebenaran mengakibatkan suatu definisi ilmu pengetahuan
akan mengalami kesulitan. Sebab, membuat suatu definisi dari definisi ilmu
pengetahuan yang dikalangan ilmuwan sendiri sudah ada keseragaman pendapat,
hanya akan terperangkap dalam tautologis (pengulangan tanpa membuat kejelasan)
dan pleonasme atau mubazir saja.
Untuk mencapai suatu pengetahuan yang ilmiah dan objektif diperlukan
sikat yang bersifat ilmiah. Sikap yang bersifat ilmiah itu meliputi empat hal :
1.Tidak ada perasaan yang bersifat pamrih
2.Selektif
3.Kepercayaan yang layak terhadap kenyataan yang tak dapat diubah
4.Merasa pasti bahwa setiap pendapat, teori maupun aksioma
terdahulu telah mencapai kepastian
2) TEKNOLOGI
Dalam konsep yang pragmatis dengan kemungkinan berlaku secara
akademis dapatlah dikatakan, bahwa ilmu pengetahuan (body knowledge), dan
teknologi sebagai suatu seni (state of art) yang mengandung pengertian
berhubungan dengan proses produksi, menyangkut cara bagaimana berbagai sumber,
tanah, modal, tenaga kerja dan keterampilan dikombinasikan untuk merealisasi
tujuan produksi. "Secara konvensional mencakup penguasaan dunia fisika dan
biologis, tetapi secara luas juga meliputi teknologi sosial, terutama teknologi
sosial pembangunan (the social technology of development) sehingga teknologi
itu adalah metode sistematis untuk mencapai setiap tujuan insani." (Eugene
Staley, 1970)
Fenomena teknik pada masyarakat kini, menurut Sastrapratedja
(1980) memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a.Rasionalitas, artinya tindakan spontak oleh teknik diubah
menjadi tindakan yang direncanakan dengan perhitungan social
b.Artifisialitas, artinya selalu membuat sesuatu yang buatan tidak
alamiah
c.Otomatisme, artinya dalam hal metode, organisasi dan rumusan
dilaksanakan serba otomatis. Demikian pula dengan teknik mampu
mengelimkinasikan kegiatan non-teknis menjadi kegiatan teknis
d.Teknik berkembang pada suatu kebudayaan
e.Monisme, artinya semua teknik bersatu, saling berinteraksi dan
saling bergantung
f.Universalisme, artinya teknik melampaui batas-batas kebudayaan
dan ediologi, bahkan dapat menguasai kebudayaan
g.Otonomi, artinya teknik berkembang menurut prinsip-prinsip
sendiri
Teknik-teknik manusiawi yang dirasakan pada masyarakat teknologi,
terlihat dari kondisi kehidupan manusia itu sendiri. Manusia pada saat ini
telah begitu jauh dipengaruhi oleh teknik. Gambaran kondisi tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Situasi tertekan
2. Perubahan ruang dan lingkungan manusia
3. Perubahan waktu dan gerak manusia
4. Terbentuknya suatu masyarakat massa
5. Teknik-teknik manusiawi dalam arti ketat
Akibat kondisi yang dipaparkan tadi, dampak tenik itu sendiri bagi
manusia sudah dirasakan dan fenomenanya nampak. Ilmu pengetahuan dan teknologi
merupakan bagian-bagian yang dapat dibeda-bedakan, tetapi tidak dapat
dipisah-pisahkan dari suatu sistem yang berinteraksi dengan sistem-sistem lain
dalam kerangka nasional seperti kemiskinan.
Teknologi tepat guna sering tidak berdaya menghadapi teknologi
barat, yang sering masuk dengan ditunggangi oleh segilintir orang atau kelompok
yang bermodal besar. Ciri-ciri teknologi barat tersebut adalah :
1.Serba intensif dalam segala hal
2.Dalam struktur sosial, teknologi barat bersifat melestarikan
sifat ketergantungan
3.Kosmologi atau pandangan teknologi barat adalah menganggap
dirinya sebagai pusat yang lain feriferi, waktu berkaitan dengan kemajuan
secara linier, memahami realitas secara terpisah dan berpandangan manusia
sebagai tuan atau mengambil jarak dengan alam
3) ILMU PENGETAHUAN DAN
NILAI
Ilmu pengetahuan dan teknologi sering dikaitkan dengan nilai atau
moral. Hal ini besar kaitannya tatkala dirasakan dampaknya melalui
kebijaksanaan pembangunan, yang ada pada hakikatnya adalah penerapan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Masalah nilai kaitannya dengan ilmu pengetahuan dan teknologi ini,
menyangkut perdebatan sengit dalam menduduk perkarakan nilai dalam kaitannya
dengan ilmu dan teknologi. Sehingga kecenderungan sekarang ada dua pimikiran
yaitu, yang menyatakan ilmu bebas dan nilai yang menyatakan ilmut tidak bebas
nilai.
Ilmu pengetahuan pada dasarnya memiliki tiga komponen penyangga
tubuh pengetahuan yang disusunnya yaitu : Ontologis, Epistemologis dan
Aksiologis.
Komponen Ontologis kegiatannya adalah menafsirkan hikayat realitas
yang ada, sebagaimana adanya (das sein), melalui desuksi-desuksi yang dapar
diuji secara fisik. Artinya ilmu harus bebas dari nilai-nilai yang sifatnya
dogmatik.
Komponen Epistemologis berkaitan dengan nilai atau moral pada saat
proses logis-hipotesis-verifikasi. Sikap moral implisit pada proses tersebut.
Asas moral yang terkait secara eksplisit yaitu kegiatan ilmiah harus ditujukan
kepada pencarian kebenaran dengan jujur tanpa menduhulukan kepentingan kekuatan
argumentasi pribadi
Komponen Aksiologis artinya lebih lengket dengan nilai atau moral.
Dimana ilmu harus digunakan dan dimanfaatkan demi kemaslahatan manusia. Ilmu
adalah bukan tujuan tetapi sebagai alat atau sarana dalam rangka meningkatkan
taraf hidup manusia, dengan memperhatikan dan mengutamakan kodrat dan martabat
manusia serta menjaga kelestarian lingkungan alam.
4) KEMISKINAN
Kemiskinan lazimnya dilukiskan sebagai kurangnya pendapatan untuk
memenuhi kebutuhan hidup yang pokok. Dikatan berada dibawah garis kemiskinan
apabila pendapatan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang paling pokok
seperti pangan, pakaian, tempat berteduh dan lain-lain. (Emil Salim, 1982)
Atas dasar ukuran ini maka mereka yang hidup dibawah garis
kemiskinan memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Tidak memiliki faktor produksi sendiri seperti tanah, modal,
keterampilan dan sebagainya
b. Tidak memiliki kemungkinan untuk memperoleh asset produksi
dengan kekuatan sendiri
c. Tingkat pendidikan mereka rendah
d. Kebanyakan tinggal di desa sebagai pekerja bebas, berusaha apa
saja
e. Banyak yang hidup di kota berusia muda dan tidak mempunyai
keterampilan
Kemiskinan menurut orang lapangan (umum) dapat dikategorikan
kedalam tiga unsur,
1. Kemiskinan yang disebabkan handicap badaniah ataupun mental
seseorang
2. Kemiskinan yang disebabkan oleh bencana alam
3. Kemiskinan buatan
Kemiskinan buatan ini, selain ditimbulkan oleh struktur ekonomi,
politik, sosial dan kultur juga dimanfaatkan oleh sikap "penenangan"
atau "nrimo", memandang kemiskinan sebagai nasib, malahan sebagai
takdir Tuhan.
Pola relasi dalam struktur social ekonomi ini dapat diuraikan sebagai
berikut:
- Pola relasi antara manusia
dengan sumber-sumber kemakmuran
ekonomi seperti alat-alat produksi
- Pola relasi antara subyek
dengan hasil produksi
- Pola relasi antara subyek atau
komponen-komponen social ekonomi dalam keseluruhan mata rantai kegiatan
dengan bantuan system produksi
Kalau kita menganut teori fungsionalis dari stratifikasi (tokohnya
Davis) maka kemiskinan pun memiliki sejumlah fungsi yaitu:
- Fungsi ekonomi
- Fungsi social
- Fungsi cultural
- Fungsi politik
Walaupun kemiskinan memiliki fungsi, bukan berarti menyetujui
lembaga tersebut. Tetapi, karena kemiskinan berfungsi maka harus dicarikan
fungsi lain sebagai pengganti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar